COST OF ILLNESS PENYAKIT DBD DI KOTA TANGERANG SELATAN

Abstract

Pendahuluan: Demam berdarah dengue (DBD) merupakan infeksi virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aides Sp. sebanyak 390 Juta infeksi virus dengue terjadi setiap tahun pada setiap negara didunia dengan 96 Juta kasus menunjukkan manifestasi klinis. 70% populasi beresiko terletak pada wilayah Asia Tenggara salah satunya di Indonesia. Dilaporkan secara global terdapat 50 sampai dengan 100 juta kasus dengue di seluruh dunia, 500.000 kasus DBD dengan jumlah kematian sebanyak 22.000 jiwa tiap tahunnya. Pada tahun 2020 demam berdarah akan terus melanda di sejumlah negara yakni Bangladesh, Brasil, dan Indonesia menjadi salah satu negara yang telah melaporkan peningkatan jumlah kasus DBD. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran biaya yang telah dikeluarkan oleh rumah sakit dengan menggunakan salah satu analisis kerugian ekonomi yaitu Cost of Illness. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode retrospective pada kasus DBD dari bulan Januari sampai dengan Maret di RSU Kota Tangerang Selatan. Responden dalam penelitian ini merupakan total kasus dengan jumlah responden sebanyak 69. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien DBD paling banyak berasal dari katagori usia dibawah 20 tahun dengan besaran persentase 62,3%, dengan katagori paling sedikit berasal dari usia 36 tahun sampai dengan 65 tahun. Dalam penelitian ini pasien paling banyak adalah pasien berjenis kelamin laki – laki dengan persentase 58% sedangkan pasein dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 42%. Pada rawat inap dibedakan berdasarkan kelas perawatan dan menghasilkan jumlah rerata perawatan rawat inap pasien DBD di Kota Tangerang Selatan adalah IDR 4.914.395. Sementara untuk rawat intensive jumlah rerata biaya pasien DBD adalah IDR 1.202.195. Besaran Cost of Illness didapatkan dari penjumlahan antara rawat inap dengan rawat intensive yang menghasilkan besaran rerata IDR 6.116.500. Kesimpulan: Kesimpulan bahwa analisis kerugian ekonomi (Cost of Illness) yang dilakukan pada RSU Kota Tangerang Selatan dapat digunakan sebagai dasar mengevaluasi kebijakan dan pembuatan kebijakan baru untuk menyelesaikan masalah DBD yang merupakan penyakit musiman setiap tahun nya di Indonesia, khususnya di Kota Tangerang Selatan.